NOVEL KATA HATI
IDENTITAS BUKU
ü
Judul
: Kata Hati
ü
Penulis
: Bernard Batubara ( @benzbara_ )
ü
Editor
: Widyawati Oktavia
ü
Penerbit
: Bukune
ü Kota
terbit : Jakarta
ü Cetakan
: Pertama, Juli 2012
ü
Tebal
: viii + 196 halaman
ü
Ukuran
: 13 x 19 cm
ü Nomor ISBN
: 602-220-063-5
- A. Tentang Penulis
Bernard
Batubara, biasa dipanggil Bara. Lahir di Pontianak, 9 Juli 1989. Lulusan teknik
yang menyenangi segala hal berbau seni, terutama tulisan dan fotografi. Giat
menulis fiksi dan puisi mulai pertengahan 2007. Sejak itu, beberapa tulisannya
berupa puisi dan cerpen sempat dimuat di majalah seni GONG, harian Kompas,
Batam Pos, Koran Tempo, Suara Merdeka, Jurnal Nasional, dan beberapa
antologi bersama; Teka-teki tentang Tubuh dan Kematian (puisi, Indie
Book Corner, 2010), Pedas Lada Pasir Kuarsa (puisi, Temu Sastrawan
Indonesia II, 2010), Percakapan Lingua Franca (puisi, Temu Sastrawan
Indonesia III, 2011), Mata (cerpen, Jurnal Cerpen Indonesia edisi 12,
2012), Empat Cangkir Kenangan (puisi, Serba Indie, 2012), Singgah
(cerpen, Atria, 2012), dan Cerita Hati (cerpen, Bukune, 2012).
Buku
puisi pertamanya berjudul Angsa-angsa Ketapang (Greentea, 2010). Menulis
buku Frekuensi Patah Hati dan Cinta yang Kandas (Wahyu Media, 2012).
Buku tersebut telah diangkat ke dalam film layar lebar oleh Rapi Films dengan
judul yang sama, dan tayang 13 September 2012. Novel terbarunya berjudul Kata
Hati (Bukune, 2012). Buku tersebut diangkat ke film layar lebar oleh Rapi
Films dengan judul yang sama dan tayang pada Valentine, 14 Februari 2013.
- B. Sinopsis Novel
Ini
tentang kisah kehilangan, ketika kau mendapati separuh hatimu kosong dan
merapuh. Atas nama ketidakpercayaan, kita telah saling mengucapkan selamat
tinggal. Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti kata hati. Dan hati
ini membawaku kembali kepadamu. Tapi, kau tak lagi berada di tempat kita
dahulu. Apakah kau telah menemukan separuh hati lain selain hatiku?
Dimulai
dari satu kisah tentang seorang laki-laki bernama Randi yang belum bisa move
on dari mantan terakhirnya, Dera. Tidak bisa dipungkiri Randi masih sering
teringat Dera. Tidak hanya sekedar teringat, tetapi lebih tepatnya memikirkan.
Hubungan Randi dan Dera yang sudah berjalan selama lima tahun dan berakhir
sebuah pengkhianatan ini, membuat Randi susah untuk melepaskan diri. Randi
tidak pernah kehilangan rindu untuk Dera. Bagaimana mungkin lima tahun menjalin
hubungan perasaan sayang bisa menghilang begitu saja. Apalagi kenangan yang
menyertainya, tidak mungkin akan terlupakan dan tergantikan dengan peristiwa
yang indah sekalipun.
Meskipun
luka dan rasa kecewa begitu besar, tetapi rasa sayang itu masih utuh, sama
seperti dulu saat masih menjalin hubungan. Terlalu dalam ia merasa terlukai,
tetapi terlalu besar arti perempuan itu baginya untuk ia singkirkan. Terlalu
banyak hal manis dan indah yang mereka lalui bersama untuk dikubur dan
dilupakan begitu saja.
Randi
memang tidak menginginkan Dera kembali, tetapi rindu di dalam dadanya
sesungguhnya tidak pernah benar-benar padam. Beberapa kali ia mencoba dekat
dengan perempuan lain, tetapi selalu berakhir begitu saja di tengah jalan.
Di
tengah carut-marut pikirannya yang hampir tidak pernah berhenti dihantui oleh
bayangan Dera, tiba-tiba ia dipertemukan dengan Fila seorang gadis yang
menyukai fotografi, yang hanya dalam sekejap waktu mampu mengalihkan seluruh
energi negatifnya menjadi perasaan yang lebih nyaman. Ia tidak tahu apakah
dirinya menyukai Fila. Mengenal Fila membuatnya pelan-pelan menghapus bayangan
Dera dan menggantinya dengan kehadiran Fila. Lebih dari itu, ada sesuatu di
diri Fila yang membuat hatinya bisa merasakan ketenangan.
Namun
keadaan semakin rumit ketika Dera tiba-tiba datang dan menginginkan kembali
bersama Randi. Disaat Fila yakin bahwa ia jatuh cinta pada Randi dan bisa
menerima kepergian Adrian, lelaki yang Fila cintai namun yang dicintai hanya
menganggapnya sebagai sahabat. Sementara Randi, bingung. Tidak ingin kembali
pada masa lalu, namun juga tidak ingin membuat Fila kerepotan mengurusi luka
masa lalu yang masih terasa.
Di
Pantai Sadranan Randi berbicara dari hati ke hati dengan Fila. Berakhir dengan
kecupan manis Randi dan Fila saat memutuskan untuk bersama, tanpa gangguan
Dera. Karena Dera telah memutuskan untuk pergi ke Tokyo bersama Andre
kekasihnya. Kini Randi dan Fila hidup bahagia sebagai sepasang kekasih.
- C. Unsur-unsur Intrinsik Novel
- 1. Tema
- Kisah cinta remaja
- Cinta segitiga
- Pengkhianatan
- Persahabatan
- 2.
Tokoh
- Tokoh utama
: Randi
- Pembantu
: Dera, Fila, Irfan, Dian, dan Laras
- Figuran
: Dani, Adrian, dan Andre
- 3.
Penokohan
- Randi
: Selalu terbayang-bayang masa lalu, pelupa, baik,
setia, perhatian
- Dera
: Keras kepala, suka mengeluh, agresif,
pengkhianat cinta, mantan Randi
- Fila
: Baik, ceria, tidak suka mengeluh, pemalu,
pecinta fotografi
- Irfan
: Humoris, peduli, sahabat Randi
- Dian
: Baik, perhatian, kakak Randi
- Laras
: Pecinta fotografi, teman kuliah Randi
- Dani
: Pacar Dian, sangat peduli terhadap Dian
- Adrian
: Sahabat Fila
- Andre
: Pacar Dera yang sifatnya kadang kasar
- 4.
Alur Cerita
Alur
campuran (maju-mundur). Dimulai dari Randi yang selalu teringat akan masa
lalunya bersama Dera. Sebab orang tua Randi meninggal. Randi bertemu dengan
Fila yang kemudian datanglah Dera di kehidupan Randi kembali. Hingga pada
akhirnya Randi dan Fila menjadi sepasang kekasih.
- 5.
Latar Cerita
Kafe
Djendelo Koffie, Pantai Sadranan, Malioboro Yogyakarta, Benteng Vredeburg,
Kontrakan Randi, Predator Bilyard, Plaza Ambarrukmo, Rumah Sakit Mediasentosa.
- 6.
Sudut Pandang
Dalam
novel ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tau.
- 7.
Gaya Bahasa
Pengarang
menggunakan bahasa yang tidak baku tetapi jelas, sehingga pembaca
mudah memahami isi dari novel ini.
- 8. Amanat
- Kesempatan itu berharga dan tidak
akan datang untuk yang kedua kalinya, hendaknya kita menggunakan
kesempatan itu sebaik mungkin.
- Pilihan itu ada, namun
tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita
tentukan.
- Kita harus selalu bersyukur
terhadap apa yang kita miliki, jangan mengharapkan sesuatu yang lebih
diluar kemampuan kita.
- Apa artinya luka, jika luka
tidak memberikan kita pelajaran yang berharga.
- Cinta tidak bisa dipaksakan,
cinta akan datang jika sudah waktunya.
- Sahabat merupakan bagian
penting dalam hidup kita, sahabat selalu memberikan dorongan dan motivasi
yang mendukung kita.
- Sahabat mempunyai peranan
penting dalam kehidupan kita, karena sahabat selalu ada saat kita sedih
maupun senang.
- Jika tidak bisa mendapatkan apa
yang kita inginkan, jagalah apa yang sudah kita miliki.
- D. Unsur-unsur Ekstrinsik Novel
- 1. Nilai moral
Adanya moral yang kurang baik untuk dicontoh, seperti Irfan yang suka merokok.
Mengingat rokok itu sendiri tidak baik bagi kesehatan.
- 2.
Nilai sosial
Seseorang (Irfan) yang sangat peduli kepada sahabatnya (Randi) yang sedang
susah move on dari mantan terakhirnya. Ia selalu ada ketika sahabatnya
butuh, dan senantiasa memberikan motivasi untuk sahabatnya.
- 3.
Nilai budaya
Keadaan Malioboro pada Sabtu sore yang menjadi titik paling ramai di kota
Yogya, ditambah lagi jika sedang ada acara. Tidak ada acara dan bukan Sabtu
sore pun, Malioboro selalu ramai. Kata orang, tidak sah jalan-jalan ke Yogya
jika tidak pergi ke Malioboro.
Pada percakapan, “Ooh…, pantes dari tadi kayaknya lo nggak betah gitu nemenin
gue jalan-jalan.” Bahasa yang digunakan seperti lo-gue terkesan santai,
yang merupakan ciri khas remaja.
- 4.
Nilai estetika
Penjelasan secara detail mengenai keadaan Kafe Djendelo Koffie yaitu
lampu yang remang, lantai tersusun dari papan, meja dan kursi dari bambu dan
rotan yang dianyam, dan terdapat pula tempat lesehan.
- E. Keunggulan dan Kelemahan Novel
- 1.
Keunggulan Novel
- Cover (sampul) sangat menarik
- Gaya bahasa tidak terlalu
bertele-tele
- Paragraf-paragraf diskriptifnya
cukup dan tidak terlalu banyak, sehingga pembaca tidak mudah bosan
- Bahasa yang digunakan santai,
sehingga mudah dimengerti dan dipahami
- Penggambaran suasana dan
setting tempatnya sangat jelas dan detail
- Banyak terdapat ‘quoteable’
yang bisa menjadi renungan pembaca
- 2.
Kelemahan Novel
- Alur cerita terlalu monoton,
sehingga pembaca mudah untuk menebak bagaimana akhir ceritanya
- Konflik yang dimunculkan terasa
kurang menguras emosi pembaca, sehingga cerita terkesan datar-datar saja
- Penggambaran karakter tokoh
kurang detail
- F. Kesimpulan
Novel
ini berisikan tentang kisah cinta remaja, pantas untuk di baca oleh siapa saja
khususnya para pembaca yang masih remaja. Sesuai dengan isinya, yaitu tentang
kisah kehilangan. Ketika mengetahui separuh hati kita kosong dan merapuh. Atas
nama ketidakpercayaan, kita telah saling mengucapkan selamat tinggal. Ketika
tidak ada lagi yang bisa kita percaya, ikuti kata hati. Selain itu, novel ini
juga terdapat quoteable yang dapat menjadi renungan kita dan memperluas wawasan
kita terhadap kehidupan asmara.
Saya
sebagai peresensi, berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan novel “Kata Hati”
menilai bahwa novel ini baik untuk dipublikasikan. Novel ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca tentang kisah cinta remaja saat ini, dan
juga untuk memotifasi pembaca menjadi penulis.
- G. Saran
Di
dalam setiap novel atau cerita apapun pasti terdapat pesan yang terkandung di
dalamnya. Jadi apabila kita membaca novel, maka kita harus pandai-pandai
menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, terutama amanat dan nilai-nilai
yang terkandung di dalam novel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar